Profil Desa Tarisi
Ketahui informasi secara rinci Desa Tarisi mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Jelajahi profil lengkap Desa Tarisi, Kecamatan Wanareja, Cilacap. Ungkap potensi pertanian, tantangan kebencanaan, serta dinamika sosial ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat yang strategis ini.
-
Lumbung Pangan Strategis
Desa Tarisi memiliki lahan pertanian sawah dan perkebunan yang luas, menjadikannya salah satu wilayah penting untuk ketahanan pangan di Kecamatan Wanareja.
-
Tantangan Hidrometeorologi
Berada di dekat aliran Sungai Citanduy, desa ini menghadapi tantangan berulang berupa bencana banjir yang memerlukan upaya mitigasi dan normalisasi sungai.
-
Gerbang Perbatasan Dinamis
Sebagai desa di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat, Tarisi memiliki dinamika sosial dan ekonomi yang unik, sekaligus menjadi etalase terdepan Kabupaten Cilacap.

Terletak di ujung barat Kabupaten Cilacap, Desa Tarisi merupakan sebuah wilayah agraris yang dinamis di Kecamatan Wanareja. Berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat, desa ini tidak hanya menjadi gerbang strategis antarprovinsi, tetapi juga menyimpan berbagai potensi dan tantangan yang membentuk denyut nadi kehidupan warganya. Dengan topografi yang didominasi dataran rendah dan persawahan, Tarisi menjadi salah-i satu penopang utama sektor pertanian di kawasan ini, sambil terus beradaptasi dengan tantangan geografisnya.
Artikel ini akan mengupas secara mendalam profil Desa Tarisi, mulai dari kondisi geografis dan demografis, struktur pemerintahan, potensi ekonomi, hingga kehidupan sosial dan tantangan yang dihadapi. Informasi yang disajikan bersumber dari data pemerintah, liputan media, serta catatan resmi desa untuk memberikan gambaran yang objektif dan komprehensif.
Geografi dan Demografi: Titik Temu Alam dan Manusia
Secara geografis, Desa Tarisi berada pada posisi yang unik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Wanareja, wilayah desa ini terdiri dari lahan sawah dan tanah kering yang subur. Data tahun 2018 menunjukkan Desa Tarisi memiliki luas tanah sawah sekitar 136,20 hektar, yang sebagian besar merupakan sawah tadah hujan. Selain itu, terdapat 207,70 hektar pekarangan atau bangunan dan 398,17 hektar tegalan/kebun, menunjukkan dominasi pemanfaatan lahan untuk pertanian dan permukiman.
Letaknya yang berdekatan dengan aliran Sungai Citanduy memberikan kesuburan sekaligus menjadi tantangan. Desa ini menjadi salah satu wilayah di Kecamatan Wanareja yang rawan terhadap bencana banjir, terutama saat curah hujan tinggi yang menyebabkan luapan sungai. Catatan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap dan pemberitaan media lokal pada Januari 2022 menyoroti bagaimana pendangkalan Sungai Avoor, anak Sungai Citanduy, menjadi penyebab utama genangan air di permukiman warga.
Dari sisi demografi, menurut data UPTD Puskesmas Wanareja II tahun 2021, Kecamatan Wanareja memiliki populasi yang cukup padat. Meskipun tidak merinci data per desa secara spesifik, laporan tersebut memberikan gambaran umum kondisi kependudukan di wilayah kerja puskesmas yang mencakup Desa Tarisi. Kehidupan masyarakatnya sangat erat dengan budaya agraris, di mana sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Isu kesehatan seperti stunting juga menjadi perhatian, sebagaimana dilaporkan oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap pada Juni 2023, yang menempatkan Tarisi sebagai salah satu lokus penanganan kasus stunting, menunjukkan adanya upaya serius dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Pemerintahan dan Layanan Publik
Roda pemerintahan di Desa Tarisi berjalan di bawah kepemimpinan Kepala Desa dan jajaran perangkatnya. Berdasarkan informasi dari situs resmi Pemerintah Desa Tarisi dan pemberitaan media, Kepala Desa yang menjabat ialah Jasimin. Pemerintah desa aktif dalam menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbangdes) untuk menetapkan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes), yang menjadi acuan pembangunan tahunan.
Salah satu fokus utama yang kerap disuarakan oleh pemerintah desa ialah peningkatan infrastruktur. Dalam sebuah kesempatan saat Bupati Cilacap mengadakan roadshow bakti desa pada Januari 2025, Kepala Desa Tarisi, Jasimin, secara langsung menyampaikan aspirasi warga terkait akses jalan. "Jalan ini akses satu-satunya menuju Desa Bantar, Wanareja dan Tarisi sendiri. Tapi ada satu ruas yang bersilangan dengan rel kereta api dan dipatok. Kami harap patok itu bisa dibuka,"
Selain infrastruktur jalan, pemerintah desa bersama pihak terkait juga terus mengupayakan solusi atas permasalahan banjir. Usulan normalisasi Sungai Citanduy dan pembuatan sodetan di Gunung Jambu merupakan agenda prioritas yang diharapkan dapat mengurangi dampak bencana di masa mendatang. Di bidang layanan dasar, desa ini memiliki fasilitas pendidikan seperti SD Negeri Tarisi 01 dan SD Negeri Tarisi 02, serta layanan kesehatan melalui puskesmas pembantu dan posyandu yang aktif dalam program-program seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita.
Potensi Ekonomi dan Perekonomian Desa
Perekonomian Desa Tarisi bertumpu pada sektor pertanian. Luasnya lahan sawah dan tegalan menjadi modal utama bagi penduduk yang mayoritas berprofesi sebagai petani. Komoditas utama yang dihasilkan meliputi padi, palawija, serta hasil perkebunan seperti kelapa dan pisang. Sistem pertanian tadah hujan yang dominan membuat hasil panen sangat bergantung pada kondisi cuaca, menjadi tantangan tersendiri bagi para petani.
Selain pertanian tanaman pangan, potensi lain yang ada di Kecamatan Wanareja secara umum, dan berpotensi dikembangkan di Tarisi, ialah industri kecil dan rumah tangga. Berdasarkan data dari Wikipedia Kecamatan Wanareja, beberapa produk unggulan di kecamatan ini antara lain Gula Aren dan keripik pisang. Potensi ini dapat menjadi peluang diversifikasi ekonomi bagi masyarakat Desa Tarisi untuk meningkatkan pendapatan di luar sektor pertanian formal.
Meski demikian, belum ada potensi wisata menonjol yang secara spesifik berada di dalam wilayah administrasi Desa Tarisi. Objek wisata yang ada, seperti Curug Bandung dan Curug Ngebul, terletak di desa tetangga dalam lingkup Kecamatan Wanareja. Namun dengan lokasinya yang strategis di jalur perbatasan, Tarisi memiliki potensi sebagai area persinggahan atau pengembangan usaha pendukung pariwisata di masa depan, seperti kuliner atau pusat oleh-oleh khas Wanareja.
Kehidupan Sosial dan Tantangan Pembangunan
Kehidupan sosial masyarakat Desa Tarisi sangat kental dengan nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan, yang tercermin dalam berbagai kegiatan desa. Namun, sebagai desa yang berada di garda terdepan perbatasan, dinamika sosialnya cukup kompleks. Aksesibilitas menjadi salah satu isu sentral yang memengaruhi banyak aspek kehidupan, mulai dari ekonomi hingga pendidikan dan kesehatan.
Tantangan terbesar yang dihadapi secara rutin oleh masyarakat dan pemerintah Desa Tarisi yakni bencana hidrometeorologi. Banjir akibat luapan Sungai Citanduy tidak hanya merendam permukiman dan lahan pertanian, tetapi juga berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan. Upaya mitigasi, baik secara struktural melalui normalisasi sungai maupun non-struktural melalui peningkatan kesadaran masyarakat, menjadi kunci untuk mengurangi risiko di masa depan.
Persoalan lain yang menjadi fokus ialah peningkatan sumber daya manusia. Program penanganan stunting yang digalakkan pemerintah menunjukkan adanya komitmen untuk membangun generasi masa depan yang lebih sehat dan produktif. Keberadaan fasilitas pendidikan dasar di desa menjadi fondasi penting, namun akses menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi masih menjadi tantangan bagi sebagian warga.
Penutup: Arah Pembangunan Desa Tarisi ke Depan
Desa Tarisi, Kecamatan Wanareja, merupakan representasi dari wajah desa agraris di perbatasan yang terus berjuang untuk maju. Dengan potensi pertanian yang melimpah, desa ini memiliki fondasi ekonomi yang kuat. Namun, potensi tersebut dihadapkan pada tantangan nyata berupa bencana alam dan kebutuhan mendesak akan peningkatan infrastruktur konektivitas.
Di bawah kepemimpinan pemerintah desa yang proaktif dan dengan dukungan dari pemerintah kabupaten, harapan untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut tetap terbuka lebar. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya, terutama dalam normalisasi sungai dan pembukaan akses jalan, akan menjadi penentu arah pembangunan Desa Tarisi. Keberhasilannya tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, tetapi juga memperkuat posisi Tarisi sebagai beranda yang tangguh dan berdaya saing bagi Kabupaten Cilacap.